Takbir keliling atau biasa dikenal dengan istilah tarling merupakan aktivitas tahunan masyarakat di Indonesia yang pelaksanaannya bertepatan pada malam hari sebelum menjelang Idul Fitri. Kegiatan tarling ini sering kali dilakukan oleh masyarakat pada setiap tahun sebelum menjelang terbitnya matahari yakni di malam hari ketika menyambut datangnya bulan Syawal sebagai bentuk spirit masyarakat dalam menghidupkan tradisi pada zaman dahulu, di mana pada saat itu belum ada lampu penerang jalan dan hanya menggunakan obor sebagai alat penerangnya. Sehingga dengan diadakannya takbir keliling dengan lantunan dzikir dan api obor yang menyala mengelilingi Desa menjadi instrumen utama kehangatan suasana takbir keliling yang merepresentasikan aktivitas takbir pada zaman dahulu.
Kegiatan takbir keliling oleh masyarakat Desa Susukan sudah sering kali dilakukan di tiap tahunnya. Namun, pada beberapa tahun terakhir sebelumnya tidak melaksanakan takbir keliling karena kurangnya semangat masyarakat dan kurangnya SDM yang memprakarsai kegiatan tersebut. Dalam hal ini, Desa Susukan kembali melaksanakan kegiatan takbir keliling untuk membangun kegiatan yang menambah nilai spiritual dan gotong royong masyarakat dengan mengadakan kegiatan takbir keliling. Di samping itu, para pemuda-pemudi Desa Susukan turut memprakarsai jalannya kegiatan tersebut guna untuk meningkatkan sikap guyup rukun masyarakat setempat dengan menggaet anak-anak TPQ mafatikhul Huda dan para Pemuda-pemudi.
Dalam kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh kalangan remaja saja. Namun, masyarakat setempat baik dari orang tua dan tokoh masyarakat ikut berpartisipasi mendampingi jalannya kegiatan takbir keliling di Desa Susukan. Takbir keliling pada tahun ini dilaksanakan pada hari Selasa, (9/4/2024) pada malam hari sebelum menjelang ibadah Idul Fitri. Dalam pelaksanaannya, rute yang dilalui ketika takbir keliling yakni yang pertama berjalan berurutan bersamaan dengan gema takbir memutari Dusun Susukan disertai dengan gemerlap nyala obor yang menerangi gelapnya jalan. Pembuatan obor api sendiri memanfaatkan sumber daya alam yang ada di Desa Susukan yakni bambu sebagai bahan utama, kemudian ditambah kain bekas dan air leon yang mengandung bahan bakar sebagai bahan pembakarannya. Pembuatannya hampir sekitar 200 (dua ratus) obor yang dibuat oleh pemuda-pemuda Desa Susukan. Di samping itu, ketika berjalannya takbir keliling disertai dengan kalimat takbir dan tasbih, juga diiringi dengan kelap-kelip mercon romance yang menambah nuansa perayaan.
Setelah rute pertama dilalui, kemudian dianjutkan takbir keliling di rute yang kedua yakni di Dusun Legok Langkir, Desa Susukan. Dalam perjalanan menuju Dusun Legok, masyarakat setempat menggunakan sekitar sepuluh mobil yang digunakan untuk mengakomodasi masyarakat menuju Dusun Legok. Kemudian dilanjutkan takbir keliling dengan berjalan kaki mengitari Dusun Legok yang juga disambut oleh Sebagian masyarakat Dusun Legok. Selain itu, Bapak Hasyim Abdullah, selaku Kepala Desa Susukan pun ikut menyambut di depan rumah sembari bersalaman dengan para peserta takbir keliling. Selesai rute kedua, dilanjutkan menuju ke rute yang terakhir. Dalam pelaksanaannya tidak memakai obor, akan tetapi para anak-anak dan orang dewasa mengikuti takbir keliling dengan menaiki mobil yang melintasi jalan Wanayasa-Karangkobar.